Erupsi Gunung Barujari, anak gunung Rinjani pada tanggal 25 Oktober membuat Sagara Anakan dan Bandara Ngurah Rai serta Blimbingan ditutup. Erupsi kembali terjadi pada 3 November 2015. Tataan tektonik kita yg sangat aktif membuat Indonesia memiliki 127 gunung berapi yang aktif. Setiap gunung api memiliki dapur magma yang berbeda-beda. Ada neberapa gunung yang berstatus awas gunung api seperti Sinabung dan Lokon. Sementara itu Rinjadi berstatus waspada Rinjani. Masyarakat tidak pelru khawatir karena PMVG selalu melakukan pemantauan aktivitas vulkanologi.
Kesiapsiagaan masyarakat
Kenaikan level waspada dari 2 ke 3 erupsi gunung api Rinjani terus dipantau. BPBD menyiapkan
3 alternatif evakuasi dengan memperhatikan perubahan arah angin di musim pancaroba. Saat ini wilayah kaldera dan radius 3 km diamankan dari penduduk. Tidak ada desa di wilayah tersebut, namun evakuasi tetap diperlukan karena kawasan wisata Sagara Anakan dan tempat ibadat umat Hindu. Kenaikan level berarti memerlukan evakuasi dengan radius lebih jauh. Sebanyak 22.449 orang penduduk akan dievakuasi ke utara gunung jauh dari areal gunung yakni di Kecamatan Bayan. Tempat evakuasi tsunami di daerah barat selatan juga bisa digunakan. BPBD NTB sudah membagikan 40 ribu masker sudah dibagikan.
Kesiapsiagaan gunung api sudah dilaksanakan jauh sebelum terjadi letusan 2004 dan 2009. Saat ini terlihat makin baik. Namun demikian, kesiapsiagaan masyarakat masih perlu ditingkatkan terutama melalui pendidikan PRB.
Perlu juga diwaspadai potensi banjir bandang akibat lava memenuhi danau. Peningkatan tingkat air sungai Kokok Putih perlu diwaspadai warga di sekeliling sungai. Ada 3-4 desa di sekitar Kokok Putih yang disiapsiagakan. Desa-desa tersebut berada pada radius 5-10 km menuju ke laut. Pendidikan PRB di masyarakat sebelum letusan sudah dilakukan melalui desa siaga bencana dan sekolah siaga bencana. “BPBD berkoordinasi dengan vulkanologi, kami menunggu informasi kenaikan level dari vulkanologi, ” ujar M.Azhar, kepala BPBD NTB dalam wawancara di CNN jelang subuh.